PEMERIKSAAN
PENUNJUANG UNTUK EVALUASI TERAPI
A. GANGGUAN
HATI
1.
Hepatitis
Hepatitis
adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan
menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis
diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G.
Macam - Macam Penyakit Hepatitis
a.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit
Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A
(VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang
penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui
aktivitas sexual atau melalui darah.
Gejala Hepatitis A
Gejala Hepatitis A
Pada
minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning,
keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A
seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan
sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera
mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan
dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan
pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan
serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah. Sedangkah
langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan
mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang
yang berada disekitar penderita.
b.
Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit
menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus
Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau
menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan
akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui
pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi
Hepatitis B.
Adapun
beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi
saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan
alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B
dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia
produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.
Gejala Hepatitis B
Gejala Hepatitis B
Secara
khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi
penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut,
sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita
yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan
dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B,
maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan
secara injeksi.
ΓΌ
Pengobatan
oral yang terkenal adalah :
·
Pemberian
obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan
nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini
cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat
monitor bersinambungan dari dokter.
·
Pemberian
obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih
efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk
terhadap fungsi ginjal.
·
Pemberian
obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis
B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing,
letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan
kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
ΓΌ
Pengobatan
dengan injeksi/suntikan adalah :
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar Γ yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar Γ yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.
c.
Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh
virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi,
jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit
orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala
yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan
kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati.
Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan
merusak hati bertahun-tahun.
Gejala Hepatitis C
Gejala Hepatitis C
Penderita
Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan
gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa
gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut,
Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut
"jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan
peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita
Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Saat
ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon
alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan
pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini
mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit
hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama
bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu
penanganan pada stadium awalnya.
d. Hepatitis
D
Hepatitis
D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan
untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan ( ko-infeksi ) atau amat
progresif.
e. Hepatitis
E
Gejala mirip hepatitis A, demam, pegel linu,
lelah, hilang nafsu makan, dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri (
Self – Limited ), kecuali bila terjadi pada saat kehamilan, khususnya trimester
ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feses.
f. Hepatitis
F
Baru ada sedikit kasus yang
dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F adalah penyakit
hepatitis yang terpisah.
g. Hepatitis
G
Gejalanya serupa dengan
hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak
menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui
transfusi darah jarum suntik
2. Sirosis
hati
Sirosi Hati adalah kemunduran fungsi liver yang permanen yang
ditandai dengan perubahan histopatologi. Perubahan histopatologi yang terjadi
menyebabkan peninggian tekanan pembuluh darah pada sistem vena porta. Sebagai
akibat dari peninggian tekanan vena porta, terjadi varises esophagus dan bila
pecah terjadi muntah darah warna hitam (hematemesis).
Penyebab
Penyebab dari sirosis hati
adalah infeksi virus hepatitis (virus hepatitis B dan C), perlemakan hati
(fatty liver), peminum alkohol yang rutin dalam waktu lama, obat – obatan yang
menganggu fungsi liver dalam waktu yang lama, jamu – jamuan, makanan dengan
bahan pengawet.
Gejala dari sirosis hati tergantung pada
tingkat berat sirosis hati yang terjadi. Sirosis Hati dibagi dalam tiga
tingkatan yakni Sirosis Hati yang paling rendah Child A, Child B, hingga pada
sirosis hati yang paling berat yakni Child C. Gejala yang biasa dialami
penderita sirosis dari yang paling ringan yakni lemah tidak nafsu makan, hingga
yang paling berat yakni bengkak pada perut, tungkai, dan penurunan kesadaran.
Pada pemeriksaan fisik pada tubuh penderita terdapat palmar eritem, spider
nevi.
Pengobatan
Pengobatan dari sirosis
hati adalah menghindari hal yang dapat memperberat fungsi hati, pemberian obat
untuk melancarkan metabolisme hati. Pengobatan yang paling definitif adalah
tranplantasi hati, tetapi hingga saat ini kemajuan teknologi kedokteran dan
penyulit yang terjadi pada penderita dengan sirosis hati, masih belum
memberikan hasil yang banyak.
3. Kanker
Hati
Kanker hati adalah tumor
maligna, baik dalam jaringan itu sendiri (primary liver cancer) atau
secondary liver cancer (dapat dapat menyebar menyebar ke bagian tubuh yang
lain). Hati yang terkena Kanker akan membesar seperti bola kaki yang letaknya
pada bagian kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan diatas perut.
Penyebab Kanker Hati
Penyebab Kanker Hati
1. Tidur terlalu malam dan
bangun terlalu siang adalah penyebab utama.
2. Tidak buang air di pagi
hari.
3. Pola makan yang terlalu
berlebih
4. Terlalu banyak mengkonsumsi
obat-obatan.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi
bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
6. Minyak goreng yang tidak
sehat.
7. Mengkonsumsi masakan mentah
(sangat matang) juga menambah beban hati.
Gejala
1. Kehilangan nafsu makan dan
penuruna berat badan
2. Nyeri perut bagian atas
3. Mual dan muntah
4. Cepat lelah dan kelemahan
seluruh badan
5. Pembesaran organ hati
6. Pembesaran perut
7. Seluruh kulit menjadi
kuning dan putih mata juga menjadi kuning
8. Urin berwarna gelap
9. Terjadi pendarahan di
bagian dalam tubuh
Jenis Kanker Hati
a. Kanker
Hati Primer
1. CholangioCarcinoma adalah
kanker yang berawal dari saluran empedu
2. Hepatoblastoma adalah
kanker yang pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami pubertas
3. Angiosarcoma merupakan
kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada pada hati
4. Hepatoma(HCC) adalah kanker
yang berawal di hepatosit dan dapatmenyebar ke organ yang lain. Laki-laki dua
kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita
b. Kanker
Hati Sekunder
Kanker
hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain.
Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
Pengobatan
a. Pembedahan
b. Terapi radiasi
c. Kemoterapi
d. Kemoembolisasi
e. Terapi gen
f.
Cryotherapy
g. Ablasi radiofrekuensi
h. Transplantasi
4. Liver
Liver adalah penyakit hati
menahun / kronis yang ditandai dengan proses peradangan (hepatitis), nekrosis
(kematian jaringan) hati, penambahan jaringan ikat (yang batasnya tidak jelas)
dengan terbentuknya gumpalan - gumpalan / pembengkakan kecil jaringan (nodus)
yang mengganggu susunan dan fungsi hati.
Penyebab
Penyebab
a. Hepatitis Virus
b. Alkohol
c. Gangguan Metabolik:
d. Diabetes mellitus,
e. Penyakit penimbunan
glikogen,
f.
Hemokromatosis
(keadaan menumpuknya zat besi (Fe) secara berlebihan dalam hati, limpa, kulit
akibat gangguan metabolism
g. Penyumbatan aliran empedu
intrahepatic dan ekstrahepatic yang lama/kronik
h. Gangguan imunitas
(hepatitis lupoid)
i.
Toksin
dan obat - obatan (golongan metotreksat)
j.
Salah
gizi
k. Infeksi penyakit yang
kronis
l.
Operasi
usus pada keadaan kegemukan
Gejala
1. Jaundice atau kekuningan
kulit
2. Mual
3. Hilang selera makan
4. Kehilangan atau kenaikan
berat tubuh yang abnormal
5. diare
6. Warna tinja (feces) yang
pucat
7. Nyeri abdomen (perut) pada
bagian kanan atas perut
8. Tidak enak badan (malaise)
atau perasaan sakit yang kabur- Gatal-gatal
9. Varises (pembesaran
pembuluh vena)
10. Kelelahan
11. Hipoglikemia (kadar gula
darah rendah)
Pencegahan
a. Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
b. Menghindari makanan yang
banyak mengandung lemak jenuh dan bahan pengawet
c. Rajin mengkomsumsi air
mineral
d. Banyak mengkomsumsi sayur
dan buah
e. Menerapkan dan
menyeimbangkan nilai gizi yang dibutuhkan tubuh
f.
Istirahat
yang cukup
g. Melakukan konsultasi dan
pemeriksaan lebih dini
5. Hemochromatosis
Hemokromatosis terjadi saat
tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan baik makanan alami maupun
bahan pangan yang diperkaya dengan zat besi. Hal ini menyebabkan bertambahnya
jumlah zat besi di dalam tubuh secara bertahap dan menumpuk di jaringan dan
organ tubuh, yang dikenal sebagai kelebihan zat besi.
Penyebab
1. Penyakit thalassemia
2. Sideroblastic anemia
3. Alkohol kronis
4. Menerima darah dalam jumlah
besar, terutama dari pasien yang mewarisi kanker anemia dini
Gejala
Biasanya gejala-gejalanya tidak timbul sampai
usia pertengahan dan berkembang secara tersembunyi, berupa:
a. kulit menjadi berwarna
merah tembaga
b. sirosis
c. kanker hati
d. diabetes
e. gagal jantung, yang bisa
berkembang menyebabkan kematian mendadak.
Pengobatan
1. Menghindari alcohol
2. Menghindari suplemen
vitamin C
3. Menghindari makanan seafood
mentah
4. Melakukan diet tanpa menghindari
makanan yang mengandung besi
B. GANGGUAN GINJAL
1.
Diabetes mellitus (kencing
manis)
Diabetes
Mellitus(kencing manis) adalah penyakit yang ditandai oleh adanya kandungan
gula yang tinggi dalam darah (hiperglikemia) dan zat-zat keton serta asam, akibat
dari kurangnya atau ketiadaan hormon insulin. Hormon insulin penting dalam
proses pengubahan gula darah menjadi gula otot (glikogen) sebagai tenaga, serta
dalam sintesis lemak.
Penyebab Penyakit
ini merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari orangtua kepada keturunanya.
Obesitas atau kegemukan, usia yang semakin bertambah, kurangnya aktivitas
fisik, merokok, suka mengkomsumsi makanan berkolesterol tinggi, stress dalam
jangka waktu yang lama, hipertensi atau darah tinggi, kehamilan, terlalu sering
mengkomsumsi obat-obatan kimia.
Gejala
Gejala
diabetes mellitus tersebut sering dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (selalu merasa haus), dan polifagia (selalu merasa lapar). Seringnya buang air kecil ini
diakibatkan banyaknya kadar gula dalam darah, sehingga tubuh berusaha
mengeluarkannya melalui ginjal bersama air. Sementara itu, selalu merasa haus
merupakan reaksi tubuh dari sering buang air kecil, agar tubuh tidak dehidrasi
(kekurangan cairan tubuh). Sedangkan banyak makan disebabkan oleh kurangnya
cadangan gula (glikogen) dalam tubuh (otot), meskipun kadar gula dalam darah
tinggi. Sehingga tubuh (otot) berusaha mendapatkan gula lewat makanan. Selain
itu, gejala yang timbul adalah rasa gatal dan peradangan kulit yang
menahun.Bagi penderita diabetes mellitus yang parah, timbul pula gejala
lainnya, yaitu terjadinya penurunan berat badan, kesemutan (mati rasa) atau
rasa sakit pada tangan atau kaki, timbulnya luka (borok) pada kaki yang tak
kunjung sembuh, dan hilangnya kesadaran diri (pingsan).
Dampak
Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan
komplikasi penyakit, seperti gangguan pada mata hingga menjadi buta, gangguan
pada ginjal hingga mengakibatkan penyakit gagal ginjal, gangguan pada saraf,
gangguan pada kardiovaskular, gangren hingga harus diamputasi, bahkan koma.
Pengobatan
a. Olah raga rutin/intensif
dibawah sinar matahari pagi antara jam 6-8 pagi
b. Diet ketat mengkonsumsi
makanan dan minuman yang mengandung gula/karbohidrat
c. Mengkonsumsi supelmen yang
mengandung omega 3(minyak ikan laut dalam, sunclorela, crypto, ikan salmon dll)
d. Secara berangsur mengurangi
obat kimiawi dan menggantinya dengan supelmen herbal dalam dosis yang tepat
2. Nefritis
(Peradangan Ginjal)
Nefritis
adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya
bakteri streptococus
Penyebab Peradangan Ginjal biasanya disebabkan oleh infeksi,
seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu reaksi kekebalan yang keliru
dan melukai ginjal.
Suatu
reaksi kekebalan yang abnormal bisa terjadi melalu 2 cara :
1. Suatu antibodi dapat
menyerang ginjalnya sendiri atau suatu antigen (zat yang merangsang reaksi
kekebalan) menempel pada ginjal
2. Antigen dan antibodi
bergabung di bagian tubuh yang lain dan kemudian menempel pada sel-sel di dalam
ginjal
Gejala
Tanda-tanda dari penyakit
nefritis adalah hematuria (darah di dalam air kemih), proteinuria (protein di
dalam air kemih) dan kerusakan fungsi hati, juga penderita nefritis merasa
dingin, sakit kepala, sakit punggung, udema (bengkak) pada bagian muka sekitar
mata (kelopak), mual dan muntah-muntah, sulit untuk buang air kecil dan air
seni menjadi keruh.
Dampak
Akibat nefritis ini seseorang akan menderita
uremia atau edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke
dalam pembuluh darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena
terganggunya reabsorpsi air
Pengobatan
Penyembuhan Nefritis dapat dilakukan dengan obat – obat berikut ini actacef,arcamox,bactesyn,ceclor kapsul,celocid,clabat 500 mg,clavamox 500,corsatet 250, corvox, cravat, cravox, difloxin, erbalox, ethidol, exion, gunametrim,impresial, macrofuran, mosardal, negram, ospen, prolevox, qizol, reskuin, soclor kapsul, temasud, tizos, urinter, volequin, zinnat
Pengobatan
Penyembuhan Nefritis dapat dilakukan dengan obat – obat berikut ini actacef,arcamox,bactesyn,ceclor kapsul,celocid,clabat 500 mg,clavamox 500,corsatet 250, corvox, cravat, cravox, difloxin, erbalox, ethidol, exion, gunametrim,impresial, macrofuran, mosardal, negram, ospen, prolevox, qizol, reskuin, soclor kapsul, temasud, tizos, urinter, volequin, zinnat
3.
4. Batu
Ginjal (Nephrolithiasis/Renal Calculi)
Batu ginjal adalah penyakit yang
disebabkan oleh adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam
urat urine, di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau di dalam
kandung kemih.
Penyebab
Penyebab timbulnya batu ginjal adalah karena
terlalu pekatnya konsentrasi urine sehingga zat-zat di dalam urine membentuk
kristal batu, atau juga dapat karena infeksi, kelebihan sekresi hormon
paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat, terlalu
banyak mengkonsumsi vitamin D dan kalsium.
Gejala
Gejala penyakit batu ginjal adalah adanya
rasa nyeri pada pinggang bawah menuju pinggul dan hingga ke alat kelamin luar,
kadang-kadang mengalami demam, merasa kedinginan, adanya darah atau nanah di
dalam urine akibat batu melukai ureter, dan distensi perut.
Pencegahan
Mencegah
timbulnya penyakit ini, secara sederhana adalah dengan banyak minum air putih,
mengkonsumsi vitamin C, mengurangi konsumsi kalsium dan fosfat. Atau dengan
meminum air rebusan tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dengan
pengangkatan kelenjar paratiroid, apabila kelenjar ini dianggap dokter menjadi
penyebabnya
Pengobatan
Minum banyak cairan akan meningkatkan
pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah
terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa
dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis
renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang
seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave
lithotripsy, ESWL).
Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh
kerusakan ginjal pada bagian korteks. Dapat dikatakan pula bahwa penyakit gagal
ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan
hingga ginjal tak mampu lagi berfungsi, dan menyebabkan penimbunan limbah metabolik
di dalam darah (azotemia).
Penyebab
Penyebab
Penyebab
penyakit ini adalah karena beberapa penyakit serius lain yang diderita tubuh,
yang secara perlahan berdampak pada kerusakan ginjal. Penyakit serius yang
dimaksud adalah hipertensi (penyakit darah tinggi), diabetes mellitus (kencing
manis), kanker, kista pada ginjal, dan atau karena adanya sumbatan pada saluran
kemih. Sumbatan ini dapat berupa batu ginjal, tumor, atau karena penyempitan
struktur saluran ginjal.
Gejala
Gejala
adanya penyakit ini adalah mata dan kaki bengkak, nyeri di pinggang, buang air
kecil sakit tetapi sering, urine sedikit, demam, urine berwarna merah karena
mengandung darah.
Pencegahan
Tindakan
pencegahan sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan meminum air putih
yang cukup (10 gelas sehari) dan menjalankan pola hidup yang baik dan sehat
agar terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin dapat menyerang kita,
makanlah makanan yang bergizi, tanpa bahan pengawet dan berolah raga secara
teratur. Selain itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau kontrol laboratorium.
Pengobatan
Penanganan
atau pengobatan gagal ginjal biasanya tergantung dari penyebab terjadinya
kegagalan fungsi ginjal. Misalnya, penderita harus melakukan diet konsumsi
sodium, kalium, protein dan cairan apabila penyebabnya adalah zat-zat tersebut.
Apabila penyebabnya adalah penyakit lain, maka dokter atau petugas kesehatan
akan memberi obat-obatan tertentu seperti untuk pengobatan hipertensi, anemia,
atau untuk menurunkan kolesterol. Tetapi apabila telah parah, penderita akan
disarankan atau diberi tindakan pencucian darah (haemodialisa), atau bahkan
transplantasi (cangkok) ginjal.
5. Diabetes
Insipidus
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan
dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang
berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat
encer (poliuri)
Penyebab
Diabetes
Insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Hipotalamus mengalami
kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormon antidiuretic
2. Kelenjar Hipofisa gagal
melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah
3. Kerusakan Hipotalamus atau
kelenjar hipofisa akibat pembedahan
4. Cedera otak (terutama patah
tulang di dasar tengkorak)
5. Tumor
6. Sarkoidosis dan
Tuberkulosis
7. Aneurisma atau penyumbatan
arteri yang menuju ke otak
8. Beberapa bentuk Ensefalitis
dan Meningitis
9. Histiositosis X (penyakit
Hand-Sch?ller-Christian)
Gejala
Diabetes
insipidus dapat timbul secara perlahan maupun secara tiba-tiba pada segala
usia. Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih
yang berlebihan. Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih,
penderita bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini
tidak terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan
tekanan darah rendah dan syok. Penderita terus berkemih dalam jumlah yang
sangat banyak, terutama di malam hari.
Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejalanya. Untuk menyingkirkan diabetes melitus (kencing
manis) dilakukan pemeriksaan gula pada air kemih. Pemeriksaan darah menunjukkan
kadar berbagai elektrolit yang abnormal. Pemeriksaan yang paling sederhana dan
paling dapat dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test.
Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi
dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit
atau tempat praktek dokter.
Pengobatan
Diabetes
insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin
asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat
semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih
yang normal. Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan
cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik
diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang
tidak sadarkan diri.
Kadang Diabetes Insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obat yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik seperti klorpopamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid), tetapi obat-obatan ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
Kadang Diabetes Insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obat yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik seperti klorpopamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid), tetapi obat-obatan ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
DEMAM
TIPOID
Demam
tipoid adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh salmonella typhi. Kuman garam negative berbentuk batang yang
hanya ditemukan pada manusia. Salmonella termasuk dalam family
enterebacteiaceae yang termasuk kedalam jenis gram negative, memiliki flagel,
tidak berkapsul, tidak bersporulasi, termasuk dalam basil aerobic fakultatif dalam
fermentasi glukosa. Mereduksi nitrat menjadi nitrit.
Penularan
penyakit demam tifoid adalah secara “ faeco-oral” dan banyak terdapat didala
masyarakat dengan hiegine dan sanitasi yang kurang baik.kuman salmonella typhi
masuk ke tubuh melalui mulut bersama dengan makan dan minuman yang sudah
tercemar, sesudah melewati asam lambung, kuman menembus mukosa ususdan masuk
keperedaran darah melalui aliran limfe. Selanjutnya kuman menyear keseluruh
tubuhdalam sistem retikulendotelial (hati, limfa dll)kuman berkembang iak dan
masuk kedalam peredaran darah kembali (bakterimia kedua).
Beberapa
gejala demam tifoid :
1.
Demam,
tidandai demam bertahap naik
2.
Nyeri
kepala
3.
Mual
4.
Diare
5.
Nyeri
tekan perut
6.
Pembesaran
limpa
Beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosa demam
tipoid adalah :
Uji serologis
Digunakan
untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dengan mendeteksi antibody
spesifik terhadap komponen antigen S. thypi maupun mendeteksi antigen itu
sendiri. Volume darah yang diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1-3 ml
yang diinokulasikan kedalam tabung tampa antikogulan 4, beberapa uji serologis
yang dapat digunakan yaitu :
a.
Test
widal
Test
widal adalah salah satu pemeriksaan serologi yang bertujuan untuk menegakkan
diagnose demam tipoid. Uji widal positif artinya ada zat anti (antibody)
terhadap kuman salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak atau
terinfeksi dengan kuman salmonella tipe tertentu. Pemeriksaan ini masih banyak
dipakai dinegara-negara berkembang yang dikarenakan biayanya yang relative terjangkau
dan hasilnyapun dapat diketahui dengan segera.
Pemeriksaan
widal bertujuan untuk mendeteksi adanya antibody (kekebalan tubuh) terhadap
kuman salmonella dengan cara mengukur kadar aglutinasi antibody terhadap
antigen O dan H dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk antibody jika
terpapar kuman salmonella thypi, baik kuman yang masuk secara alamiah dan
menyebabkan sakit, kuman yang masuk namun tidak menunjukkan gejala( karier)
ataupun melalui vaksinasi.
b.
Metode
ezyme immunoassay dot didasarkan pada metodeuntuk melacak antibody spesifik igM
dengan IgM terhadap antigen OMP 50 Kd S. typhi. Deteksi terhadap IgM
menunjukkan fase awal infeksi pada demamtifoid pada fase awal. Infeksi pada
demam tifoid akut sedangkan deteksi terhadap IgM dan IgG menunjukkan demam
tifoid pada fase pertengahan infeksi. Pada daerah endemis dimana didapatkan
tingkat transmisi demamtifoid yang tinggiakan terjadi peningkatan deteksi IgG
spesifik tetapi tidak dapat membedakan antara kasus akut, konvalensen dan
reinfeksi.
c.
Uji
dot IEA
Uji
ini tidak mengadakan reaksi silang dengan salmonellosis non-tifoid bila
dibandingkan denga widal. Dengan demikian bila dibandingkan dengan uji widal,
sensitivitas uji ini lebih tinggi karena kultur positif yang bermakna tidak
selalu diikuti dengan uji widal positif
d.
Uji
enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) dipakai untuk melacak antibody IgG,
IgM dan IgA terhadap antigen LPS 09, antibody IgG terhadap antigen flagella d
(hd) dan antiodi terhadap antigen Vi S.typhi. uji ELISA yang sering dipakai
untuk medeteksi adanya antigen S.Typhi dalam specimen klinis adalah double
antibody sandwich ELISA.
TUBERCULOSIS
Tuberculosis adalah
penyakit menular pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh spesies
mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis keseosa
pada jaringan jaringan. Spesies penyabab yang paling sering adalah
M.tuberculosis dan M.bovis. berbagai organ dapat terkena walaupun pada manusia
paru adalah tempat utama penyakit ini dan biasanyamerupakan pintu gerbang
masuknya infeksi untuk mencapai organ lainnya.
Faktor resiko :
·
Resiko
infeksi TB : anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah
endedemis, lingkungan tidak sehat, tempat penampungan umum
·
Resiko
sakit TB : orang yang telah terinfeksi TB
Uji yang digunakan :
a.
Amnesa
baik terhadap pasien atau keluarganya
b.
Pemeriksaan
fisik
c.
Pemeriksaan
laboratorium (darah, dahak, cairan otak)
d.
Indikasi
pemeriksaan foto toraks (rontsen dada)
e.
Uji
mountoux (tuberculin)
Adalah
tes intrakutaneus dimana 0,1 ml PPD yang mengandung 5 unit tuberculin yang
diijeksikan secara intradermal, biasanya pada lengan bawah, ukuran daerah
indurasi setelah 48-72 jam. Digabungkan dengan faktor-faktor resiko. Digunakan
untuk menentukan apakah telah terjadi pajanan atau infeksi mycobacterium
tuberculosis atau organisme yang sejenis