Jumat, 10 Maret 2017

BIOKIMIA FARMASI "pemeriksaan penunjang untuk evaluasi terapi"



PEMERIKSAAN PENUNJUANG UNTUK EVALUASI TERAPI

A.     GANGGUAN HATI
1.       Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G.
Macam - Macam Penyakit Hepatitis
a.       Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah.  
Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.   
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah. Sedangkah langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada disekitar penderita.

b.       Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.
Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.
Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.   
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.  
ΓΌ  Pengobatan oral yang terkenal adalah :
·         Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
·         Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
·         Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
ΓΌ  Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah :
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

c.       Hepatitis C
     Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.   
Gejala Hepatitis C
     Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
     Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.
d.       Hepatitis D 
     Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan ( ko-infeksi ) atau amat progresif.
e.       Hepatitis E 
     Gejala mirip hepatitis A, demam, pegel linu, lelah, hilang nafsu makan, dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( Self – Limited ), kecuali bila terjadi pada saat kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feses. 
f.     Hepatitis F
     Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F adalah penyakit hepatitis yang terpisah.
g.    Hepatitis G 
      Gejalanya serupa dengan hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik

2.       Sirosis hati
   Sirosi Hati adalah kemunduran fungsi liver yang permanen yang ditandai dengan perubahan histopatologi. Perubahan histopatologi yang terjadi menyebabkan peninggian tekanan pembuluh darah pada sistem vena porta. Sebagai akibat dari peninggian tekanan vena porta, terjadi varises esophagus dan bila pecah terjadi muntah darah warna hitam (hematemesis).
Penyebab
Penyebab dari sirosis hati adalah infeksi virus hepatitis (virus hepatitis B dan C), perlemakan hati (fatty liver), peminum alkohol yang rutin dalam waktu lama, obat – obatan yang menganggu fungsi liver dalam waktu yang lama, jamu – jamuan, makanan dengan bahan pengawet.
Gejala dari sirosis hati tergantung pada tingkat berat sirosis hati yang terjadi. Sirosis Hati dibagi dalam tiga tingkatan yakni Sirosis Hati yang paling rendah Child A, Child B, hingga pada sirosis hati yang paling berat yakni Child C. Gejala yang biasa dialami penderita sirosis dari yang paling ringan yakni lemah tidak nafsu makan, hingga yang paling berat yakni bengkak pada perut, tungkai, dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik pada tubuh penderita terdapat palmar eritem, spider nevi.
Pengobatan
Pengobatan dari sirosis hati adalah menghindari hal yang dapat memperberat fungsi hati, pemberian obat untuk melancarkan metabolisme hati. Pengobatan yang paling definitif adalah tranplantasi hati, tetapi hingga saat ini kemajuan teknologi kedokteran dan penyulit yang terjadi pada penderita dengan sirosis hati, masih belum memberikan hasil yang banyak.

3.       Kanker Hati 
Kanker hati adalah tumor maligna, baik dalam jaringan itu  sendiri (primary liver cancer) atau secondary liver cancer (dapat dapat menyebar menyebar ke bagian tubuh yang lain). Hati yang terkena Kanker akan membesar seperti bola kaki yang letaknya pada bagian kanan atas abdomen, dibawah diafragma dan diatas perut.
Penyebab Kanker Hati  
1.       Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab utama.
2.       Tidak buang air di pagi hari.
3.       Pola makan yang terlalu berlebih
4.       Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
5.       Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
6.       Minyak goreng yang tidak sehat.
7.       Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga menambah beban hati.
Gejala       
1.       Kehilangan nafsu makan dan penuruna berat badan
2.       Nyeri perut bagian atas
3.       Mual dan muntah
4.       Cepat lelah dan kelemahan seluruh badan
5.       Pembesaran organ hati
6.       Pembesaran perut
7.       Seluruh kulit menjadi kuning dan putih mata juga menjadi kuning
8.       Urin berwarna gelap
9.       Terjadi pendarahan di bagian dalam tubuh
Jenis Kanker Hati
a.       Kanker Hati Primer
1.       CholangioCarcinoma adalah kanker yang berawal dari saluran empedu
2.       Hepatoblastoma adalah kanker yang pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami pubertas
3.       Angiosarcoma merupakan kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada pada hati
4.       Hepatoma(HCC) adalah kanker yang berawal di hepatosit dan dapatmenyebar ke organ yang lain. Laki-laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita 
b.       Kanker Hati Sekunder    
Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari  perut, pankreas, kolon, dan rektum.
Pengobatan
a.       Pembedahan 
b.       Terapi radiasi 
c.       Kemoterapi
d.       Kemoembolisasi
e.       Terapi gen 
f.        Cryotherapy 
g.       Ablasi radiofrekuensi
h.       Transplantasi 

4.       Liver
Liver adalah penyakit hati menahun / kronis yang ditandai dengan proses peradangan (hepatitis), nekrosis (kematian jaringan) hati, penambahan jaringan ikat (yang batasnya tidak jelas) dengan terbentuknya gumpalan - gumpalan / pembengkakan kecil jaringan (nodus) yang mengganggu susunan dan fungsi hati.
Penyebab
a.       Hepatitis Virus
b.       Alkohol
c.       Gangguan Metabolik:
d.       Diabetes mellitus,
e.       Penyakit penimbunan glikogen,
f.        Hemokromatosis (keadaan menumpuknya zat besi (Fe) secara berlebihan dalam hati, limpa, kulit akibat gangguan metabolism
g.       Penyumbatan aliran empedu intrahepatic dan ekstrahepatic yang lama/kronik
h.       Gangguan imunitas (hepatitis lupoid)
i.        Toksin dan obat - obatan (golongan metotreksat)
j.        Salah gizi
k.       Infeksi penyakit yang kronis
l.        Operasi usus pada keadaan kegemukan
Gejala
1.       Jaundice atau kekuningan kulit
2.       Mual
3.       Hilang selera makan
4.       Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal
5.       diare
6.       Warna tinja (feces) yang pucat
7.       Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut
8.       Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur- Gatal-gatal
9.       Varises (pembesaran pembuluh vena)
10.   Kelelahan
11.   Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
Pencegahan
a.       Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
b.       Menghindari makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan bahan pengawet
c.       Rajin mengkomsumsi air mineral
d.       Banyak mengkomsumsi sayur dan buah
e.       Menerapkan dan menyeimbangkan nilai gizi yang dibutuhkan tubuh
f.        Istirahat yang cukup
g.       Melakukan konsultasi dan pemeriksaan lebih dini


5.       Hemochromatosis
Hemokromatosis terjadi saat tubuh menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan baik makanan alami maupun bahan pangan yang diperkaya dengan zat besi. Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah zat besi di dalam tubuh secara bertahap dan menumpuk di jaringan dan organ tubuh, yang dikenal sebagai kelebihan zat besi.
Penyebab
1.       Penyakit thalassemia
2.       Sideroblastic anemia
3.       Alkohol kronis
4.       Menerima darah dalam jumlah besar, terutama dari pasien yang mewarisi kanker anemia dini
Gejala
Biasanya gejala-gejalanya tidak timbul sampai usia pertengahan dan berkembang secara tersembunyi, berupa:
a.       kulit menjadi berwarna merah tembaga
b.       sirosis
c.       kanker hati
d.       diabetes
e.       gagal jantung, yang bisa berkembang menyebabkan kematian mendadak.
Pengobatan
1.       Menghindari alcohol
2.       Menghindari suplemen vitamin C
3.       Menghindari makanan seafood mentah 
4.       Melakukan diet tanpa menghindari makanan yang mengandung besi

B.      GANGGUAN  GINJAL
1.       Diabetes mellitus (kencing manis) 
Diabetes Mellitus(kencing manis) adalah penyakit yang ditandai oleh adanya kandungan gula yang tinggi dalam darah (hiperglikemia) dan zat-zat keton serta asam, akibat dari kurangnya atau ketiadaan hormon insulin. Hormon insulin penting dalam proses pengubahan gula darah menjadi gula otot (glikogen) sebagai tenaga, serta dalam sintesis lemak.
Penyebab  Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari orangtua kepada keturunanya. Obesitas atau kegemukan, usia yang semakin bertambah, kurangnya aktivitas fisik, merokok, suka mengkomsumsi makanan berkolesterol tinggi, stress dalam jangka waktu yang lama, hipertensi atau darah tinggi, kehamilan, terlalu sering mengkomsumsi obat-obatan kimia.
Gejala
Gejala diabetes mellitus tersebut sering dikenal dengan istilah trio-P, yaitu poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (selalu merasa haus), dan polifagia (selalu merasa lapar). Seringnya buang air kecil ini diakibatkan banyaknya kadar gula dalam darah, sehingga tubuh berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air. Sementara itu, selalu merasa haus merupakan reaksi tubuh dari sering buang air kecil, agar tubuh tidak dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Sedangkan banyak makan disebabkan oleh kurangnya cadangan gula (glikogen) dalam tubuh (otot), meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga tubuh (otot) berusaha mendapatkan gula lewat makanan. Selain itu, gejala yang timbul adalah rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.Bagi penderita diabetes mellitus yang parah, timbul pula gejala lainnya, yaitu terjadinya penurunan berat badan, kesemutan (mati rasa) atau rasa sakit pada tangan atau kaki, timbulnya luka (borok) pada kaki yang tak kunjung sembuh, dan hilangnya kesadaran diri (pingsan).    
Dampak 
Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi penyakit, seperti gangguan pada mata hingga menjadi buta, gangguan pada ginjal hingga mengakibatkan penyakit gagal ginjal, gangguan pada saraf, gangguan pada kardiovaskular, gangren hingga harus diamputasi, bahkan koma. 
Pengobatan
a.       Olah raga rutin/intensif dibawah sinar matahari pagi antara jam 6-8 pagi 
b.       Diet ketat mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula/karbohidrat
c.       Mengkonsumsi supelmen yang mengandung omega 3(minyak ikan laut dalam, sunclorela, crypto, ikan salmon dll)
d.       Secara berangsur mengurangi obat kimiawi dan menggantinya dengan supelmen herbal dalam dosis yang tepat                                         
2.       Nefritis (Peradangan Ginjal)
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteri streptococus  
Penyebab Peradangan Ginjal biasanya disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal.
Suatu reaksi kekebalan yang abnormal bisa terjadi melalu 2 cara :
1.       Suatu antibodi dapat menyerang ginjalnya sendiri atau suatu antigen (zat yang merangsang reaksi kekebalan) menempel pada ginjal
2.       Antigen dan antibodi bergabung di bagian tubuh yang lain dan kemudian menempel pada sel-sel di dalam ginjal
Gejala 
Tanda-tanda dari penyakit nefritis adalah hematuria (darah di dalam air kemih), proteinuria (protein di dalam air kemih) dan kerusakan fungsi hati, juga penderita nefritis merasa dingin, sakit kepala, sakit punggung, udema (bengkak) pada bagian muka sekitar mata (kelopak), mual dan muntah-muntah, sulit untuk buang air kecil dan air seni menjadi keruh. 
Dampak 
Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke dalam pembuluh darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena terganggunya reabsorpsi air 
Pengobatan
Penyembuhan Nefritis dapat dilakukan dengan obat – obat berikut ini actacef,arcamox,bactesyn,ceclor kapsul,celocid,clabat 500 mg,clavamox 500,corsatet 250, corvox, cravat, cravox, difloxin, erbalox, ethidol, exion, gunametrim,impresial, macrofuran, mosardal, negram, ospen, prolevox, qizol, reskuin, soclor kapsul, temasud, tizos, urinter, volequin, zinnat
3.        
4.       Batu Ginjal (Nephrolithiasis/Renal Calculi)
Batu ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam urat urine, di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau di dalam kandung kemih.
Penyebab
Penyebab timbulnya batu ginjal adalah karena terlalu pekatnya konsentrasi urine sehingga zat-zat di dalam urine membentuk kristal batu, atau juga dapat karena infeksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat, terlalu banyak mengkonsumsi vitamin D dan kalsium. 
Gejala
Gejala penyakit batu ginjal adalah adanya rasa nyeri pada pinggang bawah menuju pinggul dan hingga ke alat kelamin luar, kadang-kadang mengalami demam, merasa kedinginan, adanya darah atau nanah di dalam urine akibat batu melukai ureter, dan distensi perut.
Pencegahan
Mencegah timbulnya penyakit ini, secara sederhana adalah dengan banyak minum air putih, mengkonsumsi vitamin C, mengurangi konsumsi kalsium dan fosfat. Atau dengan meminum air rebusan tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dengan pengangkatan kelenjar paratiroid, apabila kelenjar ini dianggap dokter menjadi penyebabnya 
Pengobatan
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan narkotik. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).
Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan ginjal pada bagian korteks. Dapat dikatakan pula bahwa penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga ginjal tak mampu lagi berfungsi, dan menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia).
Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah karena beberapa penyakit serius lain yang diderita tubuh, yang secara perlahan berdampak pada kerusakan ginjal. Penyakit serius yang dimaksud adalah hipertensi (penyakit darah tinggi), diabetes mellitus (kencing manis), kanker, kista pada ginjal, dan atau karena adanya sumbatan pada saluran kemih. Sumbatan ini dapat berupa batu ginjal, tumor, atau karena penyempitan struktur saluran ginjal. 
Gejala 
Gejala adanya penyakit ini adalah mata dan kaki bengkak, nyeri di pinggang, buang air kecil sakit tetapi sering, urine sedikit, demam, urine berwarna merah karena mengandung darah.
Pencegahan
Tindakan pencegahan sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan meminum air putih yang cukup (10 gelas sehari) dan menjalankan pola hidup yang baik dan sehat agar terhindar dari berbagai penyakit yang mungkin dapat menyerang kita, makanlah makanan yang bergizi, tanpa bahan pengawet dan berolah raga secara teratur. Selain itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau kontrol laboratorium. 
Pengobatan
Penanganan atau pengobatan gagal ginjal biasanya tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Misalnya, penderita harus melakukan diet konsumsi sodium, kalium, protein dan cairan apabila penyebabnya adalah zat-zat tersebut. Apabila penyebabnya adalah penyakit lain, maka dokter atau petugas kesehatan akan memberi obat-obatan tertentu seperti untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau untuk menurunkan kolesterol. Tetapi apabila telah parah, penderita akan disarankan atau diberi tindakan pencucian darah (haemodialisa), atau bahkan transplantasi (cangkok) ginjal.

5.       Diabetes Insipidus  
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri)
Penyebab
Diabetes Insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1.       Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormon antidiuretic
2.       Kelenjar Hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah
3.       Kerusakan Hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan
4.       Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak)
5.       Tumor
6.       Sarkoidosis dan Tuberkulosis
7.       Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak
8.       Beberapa bentuk Ensefalitis dan Meningitis
9.       Histiositosis X (penyakit Hand-Sch?ller-Christian) 
Gejala
Diabetes insipidus dapat timbul secara perlahan maupun secara tiba-tiba pada segala usia. Seringkali satu-satunya gejala adalah rasa haus dan pengeluaran air kemih yang berlebihan. Sebagai kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini tidak terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang menyebabkan tekanan darah rendah dan syok. Penderita terus berkemih dalam jumlah yang sangat banyak, terutama di malam hari.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya. Untuk menyingkirkan diabetes melitus (kencing manis) dilakukan pemeriksaan gula pada air kemih. Pemeriksaan darah menunjukkan kadar berbagai elektrolit yang abnormal. Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk diabetes insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani pemeriksaan ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktek dokter.
Pengobatan
Diabetes insipidus diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih yang normal. Terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Kadang Diabetes Insipidus bisa dikendalikan oleh obat-obat yang merangsang pembentukan hormon antidiuretik seperti klorpopamid, karbamazepin, klofibrat, dan berbagai diuretik (tiazid), tetapi obat-obatan ini tidak mungkin meringankan gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.

DEMAM TIPOID
            Demam tipoid adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh salmonella typhi.  Kuman garam negative berbentuk batang yang hanya ditemukan pada manusia. Salmonella termasuk dalam family enterebacteiaceae yang termasuk kedalam jenis gram negative, memiliki flagel, tidak berkapsul, tidak bersporulasi, termasuk dalam basil aerobic fakultatif dalam fermentasi glukosa. Mereduksi nitrat menjadi nitrit.
            Penularan penyakit demam tifoid adalah secara “ faeco-oral” dan banyak terdapat didala masyarakat dengan hiegine dan sanitasi yang kurang baik.kuman salmonella typhi masuk ke tubuh melalui mulut bersama dengan makan dan minuman yang sudah tercemar, sesudah melewati asam lambung, kuman menembus mukosa ususdan masuk keperedaran darah melalui aliran limfe. Selanjutnya kuman menyear keseluruh tubuhdalam sistem retikulendotelial (hati, limfa dll)kuman berkembang iak dan masuk kedalam peredaran darah kembali (bakterimia kedua).
            Beberapa gejala demam tifoid :
1.       Demam, tidandai demam bertahap naik
2.       Nyeri kepala
3.       Mual
4.       Diare
5.       Nyeri tekan perut
6.       Pembesaran limpa
Beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosa demam tipoid adalah :
Uji serologis
Digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dengan mendeteksi antibody spesifik terhadap komponen antigen S. thypi maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Volume darah yang diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1-3 ml yang diinokulasikan kedalam tabung tampa antikogulan 4, beberapa uji serologis yang dapat digunakan yaitu :
a.       Test widal
Test widal adalah salah satu pemeriksaan serologi yang bertujuan untuk menegakkan diagnose demam tipoid. Uji widal positif artinya ada zat anti (antibody) terhadap kuman salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi dengan kuman salmonella tipe tertentu. Pemeriksaan ini masih banyak dipakai dinegara-negara berkembang yang dikarenakan biayanya yang relative terjangkau dan hasilnyapun dapat diketahui dengan segera.
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya antibody (kekebalan tubuh) terhadap kuman salmonella dengan cara mengukur kadar aglutinasi antibody terhadap antigen O dan H dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk antibody jika terpapar kuman salmonella thypi, baik kuman yang masuk secara alamiah dan menyebabkan sakit, kuman yang masuk namun tidak menunjukkan gejala( karier) ataupun melalui vaksinasi.
b.       Metode ezyme immunoassay dot didasarkan pada metodeuntuk melacak antibody spesifik igM dengan IgM terhadap antigen OMP 50 Kd S. typhi. Deteksi terhadap IgM menunjukkan fase awal infeksi pada demamtifoid pada fase awal. Infeksi pada demam tifoid akut sedangkan deteksi terhadap IgM dan IgG menunjukkan demam tifoid pada fase pertengahan infeksi. Pada daerah endemis dimana didapatkan tingkat transmisi demamtifoid yang tinggiakan terjadi peningkatan deteksi IgG spesifik tetapi tidak dapat membedakan antara kasus akut, konvalensen dan reinfeksi.
c.       Uji dot IEA
Uji ini tidak mengadakan reaksi silang dengan salmonellosis non-tifoid bila dibandingkan denga widal. Dengan demikian bila dibandingkan dengan uji widal, sensitivitas uji ini lebih tinggi karena kultur positif yang bermakna tidak selalu diikuti dengan uji widal positif
d.       Uji enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) dipakai untuk melacak antibody IgG, IgM dan IgA terhadap antigen LPS 09, antibody IgG terhadap antigen flagella d (hd) dan antiodi terhadap antigen Vi S.typhi. uji ELISA yang sering dipakai untuk medeteksi adanya antigen S.Typhi dalam specimen klinis adalah double antibody sandwich ELISA.

TUBERCULOSIS
Tuberculosis adalah penyakit menular pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh spesies mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberkel dan nekrosis keseosa pada jaringan jaringan. Spesies penyabab yang paling sering adalah M.tuberculosis dan M.bovis. berbagai organ dapat terkena walaupun pada manusia paru adalah tempat utama penyakit ini dan biasanyamerupakan pintu gerbang masuknya infeksi untuk mencapai organ lainnya.
Faktor resiko :
·         Resiko infeksi TB : anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah endedemis, lingkungan tidak sehat, tempat penampungan umum
·         Resiko sakit TB : orang yang telah terinfeksi TB
Uji yang digunakan :
a.       Amnesa baik terhadap pasien atau keluarganya
b.       Pemeriksaan fisik
c.       Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak)
d.       Indikasi pemeriksaan foto toraks (rontsen dada)
e.       Uji mountoux (tuberculin)
Adalah tes intrakutaneus dimana 0,1 ml PPD yang mengandung 5 unit tuberculin yang diijeksikan secara intradermal, biasanya pada lengan bawah, ukuran daerah indurasi setelah 48-72 jam. Digabungkan dengan faktor-faktor resiko. Digunakan untuk menentukan apakah telah terjadi pajanan atau infeksi mycobacterium tuberculosis atau organisme yang sejenis